Hari ini, malaikat memaksaku
untuk mempertegas bagaimana kongklusi cerita romantisku. Sungguh malaikat tak
lagi menggubris tentang cerita ini. Ia membiarkan aku untuk masuk kembali
kedalam surga yang aku ciptakan sendiri. Yasudah, aku harus berbuat apa lagi.
aku memilih bahagia ini, meskipun kongklusinya jauh berbada dengan apa yang aku
impikan. Cerita yang manis walaupun hanya beberapa halaman, lalu chapter
berikutnya menggantung. Lelaki itu tak mengerti apa yang sedang aku rasa saat
ini, mungkin ia telah jenuh. iya benar mungkin ia jenuh dengan sikapku yang
selalu berkeluh kesah kepadanya tentang kehidupanku yang rumit.
Jika ia benar-benar meninggalkan
aku dalam cerita ini, lalu pundak siapa yang aku pinjam saat aku peluh? siapa
yang menghapus air mataku? Siapa yang mengingatkanku untuk menjaga pulmoku ?
dan siapa yang akan mengajariku cara tersenyum dengan hati ? sayang, aku duduk
disini, diam bersama uap tipis kopi dan nikotin yang aku hisap memikirkan kamu.
mengingat setiap detail tentang detik yang aku lewati bersama denganmu.
Meskipun kamu sering
berperasangka bahwa aku tak pernah mengingat detail tentangmu, sesungguhnya aku
lebih mengingat detai tentangmu. Aku hanya berpura-pura untuk tak mengingatnya
dihadapanmu, karena menurutku jika aku mengatakan dan bercerita tentang hal itu
dihadapanmu itu akan membuatmu jenuh. biar aku yang simpan dan mengenang tiap
cerita romantis kita.
Senja kali ini hujan sayang, sama
seperti saat kamu mendapatiku sedang menghisap nikotin itu. Menurutmu aku
ingkar tentang janjiku kepadamu dan pada diriku sendiri untuk tidak menghisap
nikotin ataupun menciptakan halusinasi dengan obat atau alcohol. Aku
benar-benar meminta maaf tentang kejadian hari itu. Hingga aku menulis ini aku
masih menyesali dengan apa yang ku perbuat. Tapi apalah arti kata menyesal
dimatamu, yang kamu tahu aku ingkar, sudah itu saja. Aku menangis tiap malam
sayang karena kejadian hari itu.
Jika aku boleh memohon sekali
lagi kepada malaikat, tolong jangan biarkan lelaki itu pergi dan berpindah ke
cerita romantis lain. Aku masih ingin lelaki itu ada dicerita romantisku, bukan
orang lain. Meskipun aku tahu lelaki itu telah jenuh denganku.
Aku juga masih ingat ketika aku
memilihmu karena kamu manifestasi langit yang beriku bahagia, beriku sayang. Hingga
aku menyebutmu manifestasi langit yang ku panggil sayang. Walaupun kejora
adalah satu-satunya manifestasi langit yang sempurna dimataku, tapi kamu lah
sayang yang membuat aku bangkit dari ketidaksempurnaanku. Memberikan kejutan
manis disetiap paragrafnya.
Sayang, boleh aku berteriak
namamu dilembah ini ? aku merindukanmu sayang. Hadirlah kembali di cerita yang
diberikan malaikat kepadaku. Ajari aku untuk bisa tersenyum kembali sayang. Lihatlah,
aku semakin menjadi untuk menciptakan surgaku karena kamu menghilang dari
cerita ini. aku semakin sering untuk menelan sabutamol karena aku
melampiaskannya kepada nikotin. Aku selalu berhalusinasi tentang kamu karena
alkohol. Sayang aku butuh nyatamu, pelukmu, bisikmu sekarang.
Demi apapun aku ingat saat aku
melihat lampu kota dan kelabu langit malam bersamamu didalam bianglala. Itu adalah
hal yang paling romantis yang aku jalani bersama lelaki yang aku cintai. Dipuncak
bianglala kamu mencium tangan lalu keningku dan mengatakan “aku sayang kamu”.
kau tahu, jika hati dan otakku ini dapat melumer, mungkin saat itu kedua organ
tubuhku melumer seperti cokelat batang yang meleleh terkena panas. Dingin kota
itu menjadi tak terasa karena kamu yang selalu ada di sampingku. Namun pulmoku
berkata lain. Maaf sayang, hela nafasku tersengal saat itu dan disela itu
sebenarnya aku ingin tertawa melihatmu yang bingung harus melakukan apa. karena
malam itu aku dalam episode melairikan diri dari rumah agar aku dapat menghabiskan
malam bertambahnya usiamu. Mungkin pengorbananku untuk kabur dari rumah adalah
hal yang remeh untukmu, tapi bagiku itu adalah resiko terbesar. Bagaimana jika
salah satu dari kakakku mengetahui bahwa aku kabur bersama lelaki ini ? mungkin
aku akan mendapatkan nomaden sebagai konsekuensi dari apa yang aku perbuat
malam itu. Aku tak peduli, intinya malam itu aku sangat bahagia, sangat-sangat
bahagia.
Terlalu sakit jika aku membuka
mataku sekarang dan menyadari bahwa ini realita yang terjadi. Ia pergi. Kau tau
sayang, rasanya seperti ada yang menekan hebat di pulmoku, sesak. Katakan padaku
malaikat, aku sedang bermimpi. iya bermimpi.