*untuk mereka*


Laki-laki tua itu mendedikasikan dirinya hnya untuk ketiga wanita yang ia cintai, teramat ia cintai. Apapun di pertarukan untuk menyenangkan hati ketiga perempuannya.  Tak peduli orang lain mencibir mencemooh, ia tetap pada satu pendiriannya. Bagaimanapun itu ia akan selalu membua ketiga perempuananya tersenyum bahagia. Laki-laki itu ayahku ! ayah dengan beribu beban dipundaknya,namun memiliki sejuta semangat di hatinya. Ia menaruh harapan pada dua perempuannya, agar kelak dapat menjadi orang hebat, melebihi hebatnya. Menjadi perempuan yang tak pasrah pada takdir, tak lelah merangkai asa. dua perempuan itu aku dan adikku. Laki-laki tua yang selalu menempatkan rona wajah teduh, walaupun kini berebut dengan kerut di keningnya. cintanya untuk perempuannya yang ke tiga tak pernah terkikis usia, ayah tak pernah menyesal meminang perempuan pendiam ini. Perempuan yang selalu bersujud di tengah malam untuk mendoakan suami dan kedua anaknya, perempuan yang tak pernah menitikan air mata di hadapan kedua putrinya, dan perempuan itu ibuku 1 ! wanita sempurna untukku. aku bersyukur karna telah dilahirkan di dunia fana ini dengan cinta kedua orang tuaku, mereka pahlawanku. Tuhan izinkan aku untuk menyematkan kebahagiaan dihati mereka, laki-laki dan perempuan yang talah bersusah payah merawatku hingga kini, terimakasih ayah, terimakasih ibu, waktu akan mengukir pengorbananmu sebagai sejarah, sejarah yang selalu terpatri di hatiku ....
Category: 1 komentar

*kebahagiaan sederhana*

Tak pernah aku berharap untuk terlahir di dunia jika aku tau kemunafikan dan sandiwara manusia yang begitu pragmatif. Aku membenci suatu keadaan di mana ak menjadi seorang yang ikut menyandiwarakan peran yang selalu tersenyum bahagia, mesti sejujurnya rohku terlilit duka. Kadang aku menyimpulkan kalau tuhan tak lagi sayang denganku, tuhan membenciku. Aku melihat segumpal awan yang terbawa bebas oleh oleh angin, tak terikat. Aku merasakan hangat mentari yang dia sinarkan sekuat mungkin, tanpa harus menunggu bintang atau bulan. Aku melihat kebebasan langit memancarkan warnanya sesuka hati, tak peduli dengan warna indah pelangi. Sedangkan aku depresi melihat diriku di cermin. Lihat, bertapa rumitnya skenario yang tuhan buat untukku. awan, mentari, langit, ajari ak bagaimana menjadi bebas seperti kalian, ajari aku bagaimana menganut kebahagian sederhana seperti kalian.
Category: 0 komentar

*sindiran benda mati*

Seharusnya hari ini aku dapat bermain hujan bersamamu, namun getirnya aku disindir hujan karna aku bermain dengan sepi. Sepi yang tak kunjung beranjak dari kehidupanku, semenjak kejora memilih bintang lain. Rembulan tak datang malam ini, lagi-lagi hujan yang menghalangi kedatangannya, sepertinya hujan dengki denganku dan tak mengerti kesenangan sederhanaku. Tapi malam ini hujan cukup mengerti ak dengan ringkihnya hatiku, hujan menghalangiku melihat kejoraku dan bintang pilihannya yang sedang bercumbu riang di langit malam, menghalangiku untuk melihat kenyataan lebih perih dari ini. Suara jangkrik dan katak yang bersahutan terdengar di telingaku, mungkin mereka juga sedang menyindirku dan mencemooh ak, karena masih saja ak duduk berpangku tangan dengan segudang kenangan di masa silam. Kini masa silam itu dengan puas mencabik-cabik asa hingga terasa perih. Seandainya ak dapat berbagi perih bersama hujan, ah khayal ! hujan masih menyimpan dengkinya untukku.
Mentari datang, mendesak bulan yang tak sempat menampakan sinarnya semalam. Aku benci jika mentari datang sedangkan mataku masih berembun dengan kelopak mata sayu. Ak belum siap menghadapi kedatangan mentari, tapi dia terus saja menerikan cahayanya hingga menembus jendela kamarku. Bayanganku dicemin juga ikut menyindirku, karna raut wajahku masih tak membiaskan rona cerianya. Ceriaku habis terbawa kejora, dia hanya menyisakan sendu untukku. Aku membiarkan kepalaku terbenam di air, berteriak sekuat-kuatnya, berharap kejora mengangkat kepalaku dan memberikan peluk hangatnya kembali.
Aku berusaha menjalani hidupku seperti semula, sebelum tuhan memberi kesempatan untukku bertemu kejora. Berusaha lari sekencang-kencangnya dari kenyataan dan terjun kedunia fiksi yang ak rangkai sendiri dengan sejuta kebahagian bersama kejora, namun sia-sia, semakin ak berlari kencang, semakin kencang juga kenyataan menghancurkan rongga-rongga imajinasiku.
Kejora, apa yang bintang itu berikan untukmu ? hingga kau menyekapku dalam ruang hampa akan rasa cintamu untukku, menyakitkan. Ak ingin keluar dari ruangan ini dan segera mencari rasa yang pernah mengobati segala sesak di dada, mengobati ringkihnya hatiku. Tak ku temukan juga pintu keluar dari ruang hampa yang penuh dengki ini. Kejora, dengarkan ak, sudahi mengurungku dalam ruang seperti ini. Ak lelah berteman sepi, ak jenuh dengan benda-benda mati yang seakan menyindirku setiap saat.

*biarkan Kau yg mengelola*


Inilah akibatnya karna terlalu ambisius pada satu titik, cinta. Ya, seseorang akan dibuat gila karna mencoba bergelut dengan hal itu. Sial, aku termasuk salah satu korbannya. Tiada ada hari tanpa tersenyum ceria ketika aku tak sengaja melihat rona wajahnya yang selalu buat ku berdecak kagum, dan berlawanan ketika ak melihat kejoraku di-itari sejuta bintang yang mencoba mengerlipkan cahaya terindahnya di hadapan kejoraku, sesak, bibirku seketika serupa dengan gambar perahu buatan anak TK yang terjungkir. mirisnya, aku lebih sering menampakan rona wajah perahu terjungkir dari pada perahu dengan posisi normal, menyakitkan.
Mungkin juga aku terlalu sering membaca novel roman, sehingga ak semakin hanyut dalam dimensi imajinerku. Membayangkan seorang pangeran yang sedang berkelana ke negeri antah brantah dan menemukan sosokku yang sedang tertidur, hingga sang pangeran memberiku kecupan yang membangunkanku dari tidur panjangku dan pada akhirnya aku dan pangeran itu berakhir di pernikahan bak ratu elok se-dunia. Atau seperti pada novel roman Lisa kleypas yang menceritakan wallflower yang akhirnya menemukan pangerannya saat malam natal tiba.
Sebenarnya ak sudah tak asing untuk berkolaborasi dengan kata ‘berharap’, tapi sungguh, ak jenuh. Bayangkan saja kau hanya bisa berharap untuk dicintai. Menghabiskan waktu hidupmu hanya untuk mencintai tanpa tau kapan saatnya kau akan dapat merasakan rasanya dicintai orang yang kau cintai, memuakan dan tentu bodoh bukan. Apalagi saat lagu-lagu sendu yang terngiang dari mp3 playerku, ah turun sudah air mataku tak tertahan.
Bagaimana Tuhan, penyelesaianmu tentang persoalan perasaanku ? kapan sosok pangeran itu datang memberiku perasaan yang lama tak pernah ku rasa selama ini ? benar kata rendra, Tuhan adalah seniman tak terduga yang selalu sebagai sediakala hanya memperdulikan hal yang besar saja. Sudahlah, biarkan tuhan memainkanku sebagai pionnya, meyakini akan kehebatan-Nya hingga pionku mencapai kemenangan, kemenangan untuk merasakan rasa terindah yang lama tak kurasa.