*kebahagiaan sederhana*

Tak pernah aku berharap untuk terlahir di dunia jika aku tau kemunafikan dan sandiwara manusia yang begitu pragmatif. Aku membenci suatu keadaan di mana ak menjadi seorang yang ikut menyandiwarakan peran yang selalu tersenyum bahagia, mesti sejujurnya rohku terlilit duka. Kadang aku menyimpulkan kalau tuhan tak lagi sayang denganku, tuhan membenciku. Aku melihat segumpal awan yang terbawa bebas oleh oleh angin, tak terikat. Aku merasakan hangat mentari yang dia sinarkan sekuat mungkin, tanpa harus menunggu bintang atau bulan. Aku melihat kebebasan langit memancarkan warnanya sesuka hati, tak peduli dengan warna indah pelangi. Sedangkan aku depresi melihat diriku di cermin. Lihat, bertapa rumitnya skenario yang tuhan buat untukku. awan, mentari, langit, ajari ak bagaimana menjadi bebas seperti kalian, ajari aku bagaimana menganut kebahagian sederhana seperti kalian.
Category: 0 komentar

0 komentar: