Tak pernah aku berharap
untuk terlahir di dunia jika aku tau kemunafikan dan sandiwara manusia yang
begitu pragmatif. Aku membenci suatu keadaan di mana ak menjadi seorang yang
ikut menyandiwarakan peran yang selalu tersenyum bahagia, mesti sejujurnya rohku
terlilit duka. Kadang aku menyimpulkan kalau tuhan tak lagi sayang denganku,
tuhan membenciku. Aku melihat segumpal awan yang terbawa bebas oleh oleh angin,
tak terikat. Aku merasakan hangat mentari yang dia sinarkan sekuat mungkin,
tanpa harus menunggu bintang atau bulan. Aku melihat kebebasan langit memancarkan
warnanya sesuka hati, tak peduli dengan warna indah pelangi. Sedangkan aku
depresi melihat diriku di cermin. Lihat, bertapa rumitnya skenario yang tuhan
buat untukku. awan, mentari, langit, ajari ak bagaimana menjadi bebas seperti
kalian, ajari aku bagaimana menganut kebahagian sederhana seperti kalian.
0 komentar:
Posting Komentar